Friday, January 31, 2014


SAMPAH PLASTIK MENDATANGKAN UANG

Rasti, Rita, Riski, dan Reno adalah murid-murid kelas XII SMA. Mereka bersahabat sejak kecil. Teman-teman biasa memanggil mereka dengan sebutan 4R. Mereka dikenal dengan anak yang peduli lingkungan, karena setiap hari mereka selalu menunjukkan sikap peduli lingkungan, misalnya membuang sampah pada tempatnya, memisah sampah organik dengan sampah anorganik, dan mengolah sampah plastik menjadi barang yang bermanfaat merupakan kegiatan yang biasa mereka lakukan untuk mengisi waktu luang. Mereka lalu menjual barang itu, dan uangnya ditabung untuk tambahan biaya kuliah nantinya.
          Suatu hari, setelah usai Ujian Nasional, mereka bermusyawarah untuk melakukan pengolahan sampah.
“Hei temen-temen, kita kan udah selesai Ujian Nasional nih, otomatis banyak waktu luang kan? Gimana kalau kita mengolah sampah plastik lagi? Kan lumayan tuh uangnya, dapat untuk  menambah biaya kuliah.” Ujar Rasti.
“Iya tuh, benar kata Rasti.” Gumam Riski.
“Iya aku setuju banget tuh. Kamu gimana Reno, setuju kan?” Ujar Rika.
“Pastinya setuju dong....” Jawab Reno.
“Nah, semua kan udah pada setuju nih. Kapan kita buatnya?” tanya Rasti.
“Emmm, gimana kalau besok di rumahku? Kebetulan di rumahku ada banyak botol-botol plastik.” Jawab Reno.
“Iya bisa.” Ujar Rasti, Rita, dan Riski bersamaan.
“Ya udah, aku tunggu besok di rumah jam 10, ok?” ujar Reno.
“Ok....” jawab Rasti, Rita, dan Riski kembali serentak.
          Keesokan harinya mereka berkumpul dan mulai mengolah sampah plastik. Mereka menghasilkan barang 3 kali lebih banyak dari biasanya. Lalu mereka menjualnya, dan barang itu langsung habis terjual. Kegiatan itu terus mereka lakukan setiap harinya sampai pengumuman kelulusan tiba.
          Beberapa minggu kemudian....
Pengumuman kelulusan pun tiba, mereka semua lulus.
“Alhamdulillah kita semua lulus. Yeee...” ujar Rita dengan kegembiraan.
“Ya, nggak sia-sia aku belajar sampai larut malam.” Reno menambahi.
“Ha, belajar? Beneran kamu Ren, belajar sampai larut malam?” tanya Rasti dengan perasaan tak percaya.
“Yee, beneran lahh. Gak percaya?” tanya Reno.
Enggak. Setahu aku kan kamu gak pernah belajar.” Ujar Rasti.
“Itu kan setahu kamu....” protes Reno.
Udah-udah, kok jadi berantem sih....” ujar Riski.
“Iya nih, mending kita cari tempat kuliah aja.” Gumam Rita.
Mereka lalu mencari universitas, dan akhirnya mereka menjadi mahasiswa di sebuah universitas Surabaya dengan hasil jualan barang dari sampah plastik selama ini.
          Nahh sobat, manfaatkan sampah plastik yang ada di sekitarmu. Ubahlah sampah-sampah itu menjadi uang. Ciptakanlah hidup sehat. Ingat sobat, sehat dimulai dari saya, sehat dimulai sejak dini.

Karya : Yuliavira Sudhasni
Editor : Indah Nur H.