Missing You
ilustrasi : ayobuka.com |
Minggu pagi yang cerah, seorang
remaja perempuan terlihat sedang duduk di bangku taman dekat rumahnya. Sambil meminum
bubble tea kesukaannya, dia mendengarkan musik yang mengalun dari iPod-nya. Di sampingnya ada sebuah
boneka singa lucu pemberian sahabat semasa kecilnya. Sesekali dia memandangi
boneka itu dengan tatapan sendu. Dia Kayla Salsabila, tengah merindukan sahabat
masa kecil yang meninggalkannya 7 tahun lalu tanpa pamit.
Beberapa menit kemudian seorang
teman dekat sekolahnya yang secara tidak sengaja bertemu menghampirinya..
“Hai Kay kamu sedang apa?” tanya
Nindi, sang teman dekat kemudian duduk di sebelah Kayla.
“Oh hai Nindi. Aku sedang bersantai
saja menikmati suasana pagi. Kamu sendiri sedang apa di sini?” ucap Kayla
dengan tersenyum manis seperti biasa.
“Aku sedang menunggu sepupuku di
sini. Katanya, dia akan pulang dari luar negeri hari ini dan meminta bertemu di
sini karena dia lupa alamat rumahku dan karena dia rindu taman ini.”
“Hm begitu ya... Tunggu di sini
saja kalau begitu sekalian menemaniku hehe.”
“Hm oke-oke aku akan menemanimu Kayla,
dan oh! Nanti akan kuperkenalkan kalian,” dan dibalas anggukan dari kayla.
Setelah menunggu hampir setengah
jam Lusi melihat sosok tampan yang dia yakini sebagai sepupunya itu turun dari
taksi. Ia segera berdiri dan berjalan mendekati sang sepupu.
“Hai Kevin jelek bagaimana kabarmu?
Merepotkan sekali kau ini. Oh ya masih setia menyimpan boneka kelinci warna
aneh itu?”
“Kabarku yaaah seperti ini tetap
keren seperti dulu pastinya. Dan soal kelinci warna biru itu tentu saja aku
masih menyimpannya karena itu satu-satunya barang spesial sebelum aku pergi
dari sahabatku dulu,” ucap Kevin dengan penuh percaya diri.
“Huu terserah kamu sajalah. Hm ya
sudah ayo aku kenalkan dengan temanku.”
Lalu Nindi dan Kevin berjalan
menuju bangku taman yang tak jauh dari tempat mereka berdiri. Tapi mereka tak
menjumpai seorang pun di bangku tersebut, hanya ada gelas bubble tea kosong dan
boneka singa kecil.
‘Apa Kayla sudah pulang ya? Tapi
kan bonekanya masih disini,’ pikir Nindi.
Kayla muncul tiba-tiba di sebelah
kiri Nindi. “Nindi, hehe maaf tadi aku masih menolong anak kecil yang menangis.”
DEG...
‘Apa ini sepupu Nindi? Sahabat
kecilku yang paling kusayang, Kevin? Benarkah ini Kevin? Kenapa dia jahat
sekali tidak mengabariku atau semacamnya. Atau jangan-jangan dia sudah
melupakanku,’ Kayla mendadak ingin menitikkan air mata entah kenapa tapi dia
tahan sebisa mungkin.
“Oke tidak apa-apa. Oh ya kenalkan
ini sepupuku namanya Kevin, dia ini habis pulang dari Amsterdam dan akan
tinggal di rumahku. Kevin ini Kayla teman sekolahku sekarang.” Senyum lebar
menghiasi wajah Nindi. Kevin yang awalnya melihat-lihat keadaan sekitar
kemudian menoleh.
“Kayla? Kamu di sini?” Kevin sangat
merindukan kayla namun juga takut karena dulu dia pergi tanpa pamit.
Dan air mata yang sudah tak sanggup
terbendung oleh Kayla pun keluar membentuk sungai kecil di pipi Kayla. Dia
sangat merindukan Kevin sahabat kecilnya yang pergi tanpa pamit itu.
“Hiks... hiks... Kevin, kamu tega
sekali dulu pergi tanpa pamit dan tidak memberi kabar apapun, membiarkan aku
sedih sendirian hiks. Lihat aku membawa boneka singa pemberianmu ini yang
katamu supaya aku tidak merasa kesepian kalau aku tidak bersamamu.” Dengan
berurai air mata Kayla berjalan mendekati Kevin.
“Maafkan aku Kayla, aku melanjutkan
sekolahku di sana atas perintah ayahku dan saat itu aku tidak mau membuatmu
bertambah sedih karena aku akan pergi jadi aku pergi tanpa pamit, aku juga
masih menyimpan boneka warna unik itu haha.” Kevin mengusap kepala Kayla dengan
lembut dan tersenyum manis. Nindi tersenyum bahagia melihat mereka meskipun dia
tidak paham tentang persahabatan mereka, toh nanti ia bisa menanyakannya pada
Kevin.
“Aku merindukanmu. Ehm
ngomong-ngomong kamu semakin tampan saja Kevin,” Kayla menunduk malu setelah
membisikkan kalimat itu. Kevin tersenyum senang namun terlihat menawan
menanggapi perkataan Kayla. Dia memang mulai menyukai Kayla sejak sebelum pergi
ke Amsterdam.
“Kamu juga tambah cantik sekali
sekarang, dan aku lebih merindukanmu Kayla Salsabila.” Pipi Kayla merona
mendengar itu.
“Ik
mis je Kayla”Karya : Nila Nur Mufidah
Editor : Alfin Ni’maturrohmah
0 komentar:
Post a Comment