Wednesday, January 28, 2015



Missing You
ilustrasi : ayobuka.com
Minggu pagi yang cerah, seorang remaja perempuan terlihat sedang duduk di bangku taman dekat rumahnya. Sambil meminum bubble tea kesukaannya, dia mendengarkan musik yang mengalun dari iPod-nya. Di sampingnya ada sebuah boneka singa lucu pemberian sahabat semasa kecilnya. Sesekali dia memandangi boneka itu dengan tatapan sendu. Dia Kayla Salsabila, tengah merindukan sahabat masa kecil yang meninggalkannya 7 tahun lalu tanpa pamit.
Beberapa menit kemudian seorang teman dekat sekolahnya yang secara tidak sengaja bertemu menghampirinya..
“Hai Kay kamu sedang apa?” tanya Nindi, sang teman dekat kemudian duduk di sebelah Kayla.
“Oh hai Nindi. Aku sedang bersantai saja menikmati suasana pagi. Kamu sendiri sedang apa di sini?” ucap Kayla dengan tersenyum manis seperti biasa.
“Aku sedang menunggu sepupuku di sini. Katanya, dia akan pulang dari luar negeri hari ini dan meminta bertemu di sini karena dia lupa alamat rumahku dan karena dia rindu taman ini.”
“Hm begitu ya... Tunggu di sini saja kalau begitu sekalian menemaniku hehe.”
“Hm oke-oke aku akan menemanimu Kayla, dan oh! Nanti akan kuperkenalkan kalian,” dan dibalas anggukan dari kayla.
Setelah menunggu hampir setengah jam Lusi melihat sosok tampan yang dia yakini sebagai sepupunya itu turun dari taksi. Ia segera berdiri dan berjalan mendekati sang sepupu.
“Hai Kevin jelek bagaimana kabarmu? Merepotkan sekali kau ini. Oh ya masih setia menyimpan boneka kelinci warna aneh itu?”
“Kabarku yaaah seperti ini tetap keren seperti dulu pastinya. Dan soal kelinci warna biru itu tentu saja aku masih menyimpannya karena itu satu-satunya barang spesial sebelum aku pergi dari sahabatku dulu,” ucap Kevin dengan penuh percaya diri.
“Huu terserah kamu sajalah. Hm ya sudah ayo aku kenalkan dengan temanku.”
Lalu Nindi dan Kevin berjalan menuju bangku taman yang tak jauh dari tempat mereka berdiri. Tapi mereka tak menjumpai seorang pun di bangku tersebut, hanya ada gelas bubble tea kosong dan boneka singa kecil.
‘Apa Kayla sudah pulang ya? Tapi kan bonekanya masih disini,’ pikir Nindi.
Kayla muncul tiba-tiba di sebelah kiri Nindi. “Nindi, hehe maaf tadi aku masih menolong anak kecil yang menangis.”
DEG...
‘Apa ini sepupu Nindi? Sahabat kecilku yang paling kusayang, Kevin? Benarkah ini Kevin? Kenapa dia jahat sekali tidak mengabariku atau semacamnya. Atau jangan-jangan dia sudah melupakanku,’ Kayla mendadak ingin menitikkan air mata entah kenapa tapi dia tahan sebisa mungkin.
“Oke tidak apa-apa. Oh ya kenalkan ini sepupuku namanya Kevin, dia ini habis pulang dari Amsterdam dan akan tinggal di rumahku. Kevin ini Kayla teman sekolahku sekarang.” Senyum lebar menghiasi wajah Nindi. Kevin yang awalnya melihat-lihat keadaan sekitar kemudian menoleh.
“Kayla? Kamu di sini?” Kevin sangat merindukan kayla namun juga takut karena dulu dia pergi tanpa pamit.
Dan air mata yang sudah tak sanggup terbendung oleh Kayla pun keluar membentuk sungai kecil di pipi Kayla. Dia sangat merindukan Kevin sahabat kecilnya yang pergi tanpa pamit itu.
“Hiks... hiks... Kevin, kamu tega sekali dulu pergi tanpa pamit dan tidak memberi kabar apapun, membiarkan aku sedih sendirian hiks. Lihat aku membawa boneka singa pemberianmu ini yang katamu supaya aku tidak merasa kesepian kalau aku tidak bersamamu.” Dengan berurai air mata Kayla berjalan mendekati Kevin.
“Maafkan aku Kayla, aku melanjutkan sekolahku di sana atas perintah ayahku dan saat itu aku tidak mau membuatmu bertambah sedih karena aku akan pergi jadi aku pergi tanpa pamit, aku juga masih menyimpan boneka warna unik itu haha.” Kevin mengusap kepala Kayla dengan lembut dan tersenyum manis. Nindi tersenyum bahagia melihat mereka meskipun dia tidak paham tentang persahabatan mereka, toh nanti ia bisa menanyakannya pada Kevin.
“Aku merindukanmu. Ehm ngomong-ngomong kamu semakin tampan saja Kevin,” Kayla menunduk malu setelah membisikkan kalimat itu. Kevin tersenyum senang namun terlihat menawan menanggapi perkataan Kayla. Dia memang mulai menyukai Kayla sejak sebelum pergi ke Amsterdam.
“Kamu juga tambah cantik sekali sekarang, dan aku lebih merindukanmu Kayla Salsabila.” Pipi Kayla merona mendengar itu.
“Ik mis je Kayla”



Karya   : Nila Nur Mufidah 
Editor   : Alfin Ni’maturrohmah

0 komentar:

Post a Comment