Sunday, June 15, 2014


Pelajar memang diketahui amat rentan terhadap penyalahgunaan narkoba, mengingat mereka tengah dalam masa remaja.  Emosi remaja yang masih labil dan pengaruh dari teman sebayanya sangat mendorong remaja menyalahgunakan narkoba. Hal ini kian diperparah dengan kurangnya kontrol atau perhatian orang tua pada anak. Orang tua yang terlalu sibuk membuat anak mencari kesibukan lain, untuk menenangkan dirinya. Mereka menjadi sering menghabiskan waktu dengan teman-temannya, yang bisa saja menjadi gerbang pengantar anak memakai narkoba.
Oleh karena itu, pengawasan orang tua perlu untuk dikerahkan. Tak perlu terlalu mengikat, cukup dengan menjadi sahabat untuk anak dan tempat berbagi cerita yang nyaman. Seharusnya orang tua membekali anak dengan pendidikan agama, disiplin, dan tanggung jawab terhadap diri anak sejak dini, sehingga anak bisa membentengi dirinya dari tawaran memakai narkoba. Bagaimanapun, keluarga adalah guru pertama bagi anak.
Tawaran memakai narkoba bisa datang di mana saja dan kapan saja. Tak melulu dari teman, orang yang tak dikenal pun bisa menawari kita, meski sangat jarang. Maka dari itu, orang tua pun harus mengetahui dengan siapa anaknya berteman.  Orang tua patut curiga bila anak berteman dengan pemakai narkoba. Anak yang berteman dengan pemakai narkoba lebih beresiko untuk mendapat tawaran memakai narkoba. Bukan tidak mungkin setelah itu anak akan mulai mencoba-coba narkoba karena segan menolak tawaran dari temannya. Bila sudah begitu, tubuh anak akan mulai terbiasa dengan narkoba lalu meminta dosis narkoba yang lebih tinggi. Dari sinilah akan dapat kita lihat perubahan-perubahan psikis yang terjadi pada anak, seperti menjadi malas, sering berbohong, mudah marah dsb. Kemudian tubuh anak mulai ketergantungan terhadap narkoba, sehingga menyebabkan kerusakan-kerusakan fisik yang kian parah seperti gigi keropos, tubuh menjadi kurus, kulit menjadi keriput, dan kerusakan organ tubuh lainnya. Selain itu, bila penggunaan ini tak kunjung dihentikan, maka tak menutup kemungkinan anak akan mengalami overdosis karena tubuhnya selalu menginginkan tambahan dosis narkoba yang ia konsumsi.

Overdosis bukan satu-satunya ancaman bagi pengguna narkoba. Masih ada HIV AIDS yang disebabkan bila pengguna menggunakan jarum suntik untuk mengkonsumsi narkoba (IDU) secara bergantian. Overdosis dan AIDS, keduanya sama-sama dapat berujung pada kematian. Masih ada sakau yang harus dirasakan para pecandu putaw (heroin) saat kekurangan dosis narkoba yang dikonsumsinya. Belum lagi resiko kerusakan organ tubuh, penurunan daya ingat, hancurnya masa depan, dan terlibat tindakan kejahatan yang harus ditanggung para pengguna narkoba. Semua itu hanya digunakan untuk membeli kesenangan sementara yang tidak ada apa-apanya.(al/idp)

0 komentar:

Post a Comment