Pelajar memang diketahui amat rentan terhadap penyalahgunaan narkoba, mengingat mereka tengah dalam masa remaja. Emosi remaja
yang masih labil dan pengaruh dari teman sebayanya sangat mendorong remaja menyalahgunakan narkoba. Hal ini kian diperparah dengan kurangnya kontrol atau perhatian orang tua pada anak. Orang tua yang terlalu sibuk membuat anak mencari kesibukan
lain, untuk menenangkan dirinya. Mereka menjadi sering menghabiskan waktu dengan teman-temannya, yang bisa
saja menjadi gerbang pengantar anak memakai narkoba.
Oleh karena itu, pengawasan orang tua perlu untuk
dikerahkan. Tak perlu terlalu mengikat, cukup dengan menjadi sahabat untuk anak dan tempat berbagi cerita yang nyaman. Seharusnya orang tua membekali anak dengan pendidikan agama, disiplin, dan tanggung
jawab terhadap diri anak sejak dini, sehingga anak bisa membentengi dirinya
dari tawaran memakai narkoba. Bagaimanapun, keluarga adalah guru pertama bagi anak.
Tawaran memakai narkoba bisa datang di mana saja dan kapan saja. Tak melulu dari teman, orang yang tak dikenal pun
bisa menawari kita, meski sangat jarang. Maka dari itu, orang tua pun harus mengetahui dengan siapa anaknya berteman. Orang tua patut curiga bila anak berteman
dengan pemakai narkoba. Anak yang berteman dengan pemakai narkoba lebih beresiko untuk mendapat tawaran memakai narkoba. Bukan tidak mungkin
setelah itu anak akan mulai mencoba-coba narkoba karena segan menolak tawaran dari
temannya. Bila sudah begitu, tubuh anak akan mulai terbiasa dengan narkoba lalu
meminta dosis narkoba yang lebih tinggi. Dari sinilah akan dapat kita lihat perubahan-perubahan psikis yang terjadi pada anak, seperti
menjadi malas, sering berbohong,
mudah marah dsb. Kemudian tubuh anak mulai ketergantungan terhadap narkoba, sehingga
menyebabkan kerusakan-kerusakan fisik yang kian parah seperti gigi keropos, tubuh
menjadi kurus, kulit menjadi keriput, dan kerusakan organ tubuh lainnya. Selain
itu, bila penggunaan ini tak kunjung dihentikan, maka tak menutup kemungkinan
anak akan mengalami overdosis karena tubuhnya selalu menginginkan tambahan
dosis narkoba yang ia konsumsi.
Overdosis bukan satu-satunya ancaman bagi
pengguna narkoba. Masih ada HIV AIDS yang disebabkan bila pengguna
menggunakan jarum suntik untuk mengkonsumsi narkoba (IDU) secara bergantian.
Overdosis dan AIDS, keduanya sama-sama dapat berujung pada kematian. Masih ada sakau yang harus dirasakan para pecandu putaw (heroin) saat kekurangan dosis narkoba yang dikonsumsinya. Belum lagi resiko kerusakan
organ tubuh, penurunan daya ingat, hancurnya masa depan, dan terlibat tindakan kejahatan yang harus ditanggung para pengguna narkoba. Semua
itu hanya digunakan untuk membeli kesenangan sementara yang tidak ada apa-apanya.(al/idp)
0 komentar:
Post a Comment