“Narkoba bukan sesuatu yang jelek?' benarkah
itu? Bukankah selama ini kita tahu bahwa narkoba sangat merugikan dan diusahakan untuk
diberantas peredarannya? Lalu apa maksud 'narkoba bukan sesuatu yang jelek?'
Pernyataan ini muncul ketika kami menemui dr.
Pungky, salah satu tim penguji hasil tes urin di MAN 3 Kediri. "Narkoba bukan sesuatu yang jelek, yang salah adalah penyalagunaannya." tutur dr. Pungky. Yang dimaksud penyahlagunaan narkoba di sini adalah
menggunakan obat-obatan psikotropika melebihi kadar yang ditentukan. Lebih jauhnya
beliau menambahkan bahwa bagaimanapun beberapa jenis narkoba memang masih
digunakan untuk menunjang dunia kesehatan dan pengetauan. Dalam dunia medis
misalnya, narkoba jenis psikotropika digunakan pada beberapa jenis obat penenang. Namun, kadar dan penggunaannya tetap harus sesuai aturan sehingga tidak membahayakan.
Ironisnya, di masa sekarang ini banyak sekali
oknum-oknum tak bertanggung jawab yang
memanfaatkan zat adiktif sebagai media peraup keuntungan. Mereka tak
segan-segan untuk mencampur zat berbahaya itu pada obat buatannya yang kemudian
akan dijual di pasaran dengan harga murah. Jadi tak
mengherankan juga bila ada beberapa obat di
pasaran yang mengandung psikotropika. Oleh karena itu kita harus lebih selektif dalam membeli obat.
Parahnya lagi, obat-obatan herbal yang menjadi pilihan bagi orang-orang yang ingin menghindari obat kimia pun tak luput menjadi sasaran para pedagang nakal. Bahan dasar yang mahal menjadi salah satu alasan para pedagang nekad berbuat
curang, dengan menyalahgunakan narkoba dalam obat racikannya. Maka Anda patut curiga bila menemui obat di pasaran yang dijual dengan harga murah meriah padahal obat tersebut berbahan baku mahal.
Pada akhirnya, tak sedikit pula orang yang menjadi korban.
Masih berdasarkan keterangan yang kami himpun dari dr. Pungky, pernah sekali beliau menguji hasil tes urin seorang siswa salah satu sekolah di wilayah Kediri, dan hasilnya siswa tersebut positif terdeteksi narkoba. Setelah diselidiki siswa tersebut mengaku mengkonsumsi obat herbal untuk mengobati alerginya. Nah, kalau sudah begini, orang yang kelihatannya
baik-baik saja pun juga bisa terdeteksi positif narkoba, padahal ia sama sekali
tak pernah menyentuh barang haram tersebut. Ngeri juga bukan?
Kalau sudah begini, jalan terbaiknya adalah dengan menghentikan secara total obat yang terdeteksi zat adiktif yang telah kita konsumsi. Kita juga harus melakukan tes urin secara berkala untuk mengetahui apakah kita masih terdeteksi narkoba atau tidak. Untuk itu,
alangkah bijaknya bila kita mengunjungi dokter atau puskesmas saat sakit. Bila
terpaksa membeli obat di toko kelontong, pastikan obat yang Anda beli telah
terdapat label izin dari BPOM. Jika Anda harus mengkonsumsi obat berdosis tinggi,
usahakan sesuai resep dokter. Jangan tergiur dengan harga obat yang
murah.
Untuk lebih amannya, Anda bisa melakukan tes urin secara mandiri. BNN Kota Kediri bekerjasama
dengan Rumah Sakit Bayangkara menyediakan tes urin mandiri
ini. Hanya dengan membayar Rp 60.000,00 per orang, Anda bisa mengetahui apakah Anda terdeteksi narkoba atau tidak. Anda pun tak perlu takut hasil tes urin Anda diketahui orang lain,
sebab hasil tes urin ini akan dirahasiakan, bahkan pegawai BNN pun tak
mengetahuinya.(al/idp)
0 komentar:
Post a Comment