Berpotret-potret ria alias numpang
narsis sudah tak asing lagi di kawula muda zaman sekarang, bahkan bisa
menjadi kebudayaan atau tradisi. Dimana hasil potret biasanya dipublikasikan di
jejaring sosial baik itu twitter, facebook, instragram dan masih banyak lagi. Meskipun
sebenarnya berlebihan dalam hal memotret dapat mempercepat pikun atau mempermudah
lupa. Kita bisa mengambil contoh kecil saja pada umumnya mereka yang gemar
memotret tidak mengingat-ngingat kembali
hal-hal sepele yang dipotretnya karena mereka yakin bisa melihat kembali di
kamera sedangkan mereka yang tidak gemar memotret atau hanya sedikit memotret
justru lebih mampu menghafal hal-hal sepele bahkan daya ingatnya meningkat.
Menurut Penelitian Psychological
Science : “Mereka yang membawa kamera diminta untuk memotret beberapa
objek museum dengan detil. Artinya mereka harus memotret objek tersebut dalam
jarak dekat. Hasilnya justru mereka dapat mengingat lebih banyak berkat bantuan
memotret dari jarak dekat tersebut. Jadi ini pelajaran buat fotografer amatir
(atau profesional) ketika “menangkap” momen-momen penting. Ada hal-hal yang
mana tidak perlu dipotret atau bila dirasa penting, potretlah dari jarak dekat.
Sehingga akan membantu anda untuk mudah mengingat-ngingat detil kejadian.”
Nada Al
Kautsar N.P.
jadi gimana nih buat yang hobi narsis? -_-
ReplyDeletejangan kebanyakan narsis
DeleteRumit kata katanya
ReplyDeletesaya g suka foto tapi kog pikunan yaaa??
ReplyDeletebuat yang narsis ya dikurangi sedikit demi sedikit narsinya.makasihh buat komentar"nya :)
ReplyDeletesaya suka foto,tpi saya gak pikun tuh :D haha :p
ReplyDeletekenarsisan perlu dikurangi kayaknya... haha :D
ReplyDeletemau gk mau foto tetep harus ada dalam kejurnalistikan
ReplyDelete