Tuesday, October 29, 2013


“Korea Lebih besar dari Indonesia”. Benar, mungkin masih banyak yang bertanya tentang apakah maksud dari klausa tersebut. Bagi para K-popers mungkin hal itu sudah biasa, namun bagi orang yang belum terlalu paham mengenai hal itu atau bahkan tidak suka terhadap K-pop, akan mencibir orang-orang yang memiliki kepribadian “Korea > Indonesia”.
Memang akhir-akhir ini menyebar virus di kalangan remaja, atau bahkan kalangan anak-anak yaitu K-pop fever. Titik awal Korea, tepatnya        Korea Selatan mulai di kenal di Indonesia dan dipandang sebagai kiblat yang apik tentang dunia hiburan adalah ketika ditayangkannya drama K-pop fenomenal Winter Sonata dan Boys Before Flowers. Kedua drama tersebut sangat terkenal di Indonesia, para pemainnya menjadi idola banyak kalangan baik karena akting maupun tampilan visual mereka.
Dari drama tersebut, remaja Indonesia menjadi tertarik pada sisi lain pada dunia hiburan Korea. Jika kita menggali tentang dunia hiburan korea, maka dapat dipastikan saran pertama untuk dilihat adalah mengenai boyband ataupun girlband Korsel. Banyak diakui semua kalangan, boyband maupun girlband dari Korea Selatan sangat bertalenta dan memiliki warna musik yang berbeda dari musik-musik yang sudah banyak tersebar di Indonesia. Pada awalnya bisa dikatakan K-pop hanya dianggap sebagai penyegaran warna musik saja, namun pada kenyataannya sekarang banyak kalangan yang menjadi K-popers berat. Mereka mulai menyukai boyband dan girlband Korea serta mencari tahu segala hal mengenainya.
Bahkan ada seorang fans yang mengatakan bahwa di manapun konser yang diadakan idolanya, maka dapat dipastikan dia akan ada di sana. Dunia Korea juga tak luput dari isu bahwa semua artisnya pernah melakukan plastic surgery atau biasa dikenal dengan oplas. Namun talenta mereka yang sangat baik, tetap menjadi daya tarik utama.
Anggota salah satu girlband Korea saja pernah mengatakan, “Orang Indonesia memiliki wajah yang cantik secara alami. Seharusnya itu menjadi kelebihan untuk mereka. Bukan malah menjadi seorang plagiarism”. Hal itu terjadi pada saat salah satu publik figur Indonesia diduga melakukan plagiat kepada girlband Korea.
Seharusnya kita bisa mengambil hal positifnya juga dari dunia hiburan Korea, tidak hanya menyukainya saja. Di Korea terkenal dengan masa training atau pelatihan yang sangat lama bagi seluruh artis-artis sebelum mereka debut. Jadi dapat dipastikan setelah mereka melakukan debut, mereka sudah sangat siap untuk menjadi seoran publik figur.
Tidak seperti di Indonesia, yang banyak terdapat artis instannya. Maksudnya mereka datang dan pergi dari dunia hiburan secara  musiman. Mereka menghilang setelah sekian lama tidak mengeluarkan lagu. Ataupun pada saat musim BB & GB tahun lalu, sementara sekarang ini menjadi musim bagi para band lagi. Bukan bermaksud menyindir dunia hiburan Indonesia, tetapi Korea Selatan dapat dijadikan inspirasi atas kesuksesan besarnya di dunia. Gubernur DKI Jakarta dan Menteri Kebudayaan Indonesia saja pernah mengatakan bahwa, “Indonesia bisa meniru kesuksesan K-pop”.
Jadi seharusnya, jika memang mereka bisa sedikit mengambil contoh dari dunia hiburan Korea, mungkin prosentase kecintaan kalangan K-popers akan berubah dari “Korea > Indonesia” menjadi “Indonesia > Korea”. Sedangkan bagi para K-popers sendiri seharusnya juga jangan hanya memandang dan memikirkan Korea saja. Jangan lantas beranggapan bahwa Korea lebih bagus sehingga melupakan dan tidak ingin tahu menahu seluk beluk budaya yang ada di Indonesia. Sebenarnya jika mereka mencari tahu tentang budaya Indonesia, maka maknanya jauh lebih besar. Orang Korea sendiri sudah banyak yang berkunjung ke Indonesia karena tertarik dengan budayanya. Seharusnya kita tidak boleh barter tentang hal semacam ini.
Penulis            : Alfin Husniyah (X-2)

Editor             : Indah Nur H. (XI-IPS 2)